Sejarah Hari Buruh Internasional
Pada hari ini Kamis 1 Mei 2012, seluruh dunia memperingati Hari Buruh
sedunia. Untuk menambah khazanah pengetahuan dan wawasan kita akan
sejarah lahirnya hari Buruh Internasional ini, maka berikut saya
postingkan sejarahnya yang disunting dari beberapa sumber.***
Hari Buruh pada umumnya dirayakan pada tanggal 1 Mei, dan dikenal dengan sebutan May Day.
Hari buruh ini adalah sebuah hari libur (di beberapa negara) tahunan
yang berawal dari usaha gerakan serikat buruh untuk merayakan
keberhasilan ekonomi dan sosial para buruh.
May Day lahir dari berbagai rentetan
perjuangan kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politis hak-hak
industrial. Perkembangan kapitalisme industri di awal abad 19 menandakan
perubahan drastis ekonomi-politik, terutama di negara-negara kapitalis
di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Pengetatan disiplin dan
pengintensifan jam kerja, minimnya upah, dan buruknya kondisi kerja di
tingkatan pabrik, melahirkan perlawanan dari kalangan kelas pekerja.
Pemogokan pertama kelas pekerja Amerika
Serikat terjadi di tahun 1806 oleh pekerja Cordwainers. Pemogokan ini
membawa para pengorganisirnya ke meja pengadilan dan juga mengangkat
fakta bahwa kelas pekerja di era tersebut bekerja dari 19 sampai 20 jam
seharinya. Sejak saat itu, perjuangan untuk menuntut direduksinya jam
kerja menjadi agenda bersama kelas pekerja di Amerika Serikat.
Ada dua orang yang dianggap telah
menyumbangkan gagasan untuk menghormati para pekerja, Peter McGuire dan
Mattew Maquire, seorang pekerja mesin dari Paterson, New Jersey. Pada
tahun 1872, McGuire dan 100.000 pekerja melakukan aksi mogok untuk
menuntut mengurangan jam kerja. McGuire lalu melanjutkan dengan
berbicara dengan para pekerja and para pengangguran, melobi pemerintah
kota untuk menyediakan pekerjaan dan uang lembur. McGuire menjadi
terkenal dengan sebutan “pengganggu ketenangan masyarakat”.
Pada tahun 1881, McGuire pindah ke
St.Louis, Missouri dan memulai untuk mengorganisasi para tukang kayu.
Akhirnya didirikanlah sebuah persatuan yang terdiri atas tukang kayu di
Chicago, dengan McGuire sebagai Sekretaris Umum dari “United Brotherhood
of Carpenters and Joiners of America”. Ide untuk mengorganisasikan
pekerja menurut bidang keahlian mereka kemudian merebak ke seluruh
negara. McGuire dan para pekerja di kota-kota lain merencanakan hari
libur untuk Para pekerja di setiap Senin Pertama Bulan September di
antara Hari Kemerdekaan dan hari Pengucapan Syukur.
Pada tanggal 5 september 1882, parade
Hari Buruh pertama diadakan di kota New York dengan peserta 20.000 orang
yang membawa spanduk bertulisan 8 jam kerja, 8 jam istirahat, 8 jam
rekreasi. Maguire dan McGuire memainkan peran penting dalam
menyelenggarakan parade ini. Dalam tahun-tahun berikutnya, gagasan ini
menyebar dan semua negara bagian merayakannya.
Pada 1887, Oregon menjadi negara bagian
pertama yang menjadikannya hari libur umum. Pada 1894. Presiden Grover
Cleveland menandatangani sebuah undang-undang yang menjadikan minggu
pertama bulan September hari libur umum resmi nasional.
Kongres Internasional Pertama
diselenggarakan pada September 1866 di Jenewa, Swiss, dihadiri berbagai
elemen organisasi pekerja belahan dunia. Kongres ini menetapkan sebuah
tuntutan mereduksi jam kerja menjadi delapan jam sehari, yang sebelumnya
(masih pada tahun sama) telah dilakukan National Labour Union di AS:
Sebagaimana batasan-batasan ini mewakili tuntutan umum kelas pekerja
Amerika Serikat, maka kongres merubah tuntutan ini menjadi landasan umum
kelas pekerja seluruh dunia.
Satu Mei ditetapkan sebagai hari
perjuangan kelas pekerja dunia pada Konggres 1886 oleh Federation of
Organized Trades and Labor Unions untuk, selain memberikan momen
tuntutan delapan jam sehari, memberikan semangat baru perjuangan kelas
pekerja yang mencapai titik masif di era tersebut. Tanggal 1 Mei dipilih
karena pada 1884 Federation of Organized Trades and Labor Unions, yang
terinspirasi oleh kesuksesan aksi buruh di Kanada 1872, menuntut delapan
jam kerja di Amerika Serikat dan diberlakukan mulai 1 Mei 1886.
PERISTIWA HAYMARKET
Pada tanggal 1 Mei tahun 1886, sekitar
400.000 buruh di Amerika Serikat mengadakan demonstrasi besar-besaran
untuk menuntut pengurangan jam kerja mereka menjadi 8 jam sehari. Aksi
ini berlangsung selama 4 hari sejak tanggal 1 Mei.
Pada tanggal 4 Mei 1886. Para Demonstran
melakukan pawai besar-besaran, Polisi Amerika kemudian menembaki para
demonstran tersebut sehingga ratusan orang tewas dan para pemimpinnya
ditangkap kemudian dihukum mati, para buruh yang meninggal dikenal
sebagai martir. Sebelum peristiwa 1 Mei itu, di berbagai negara, juga
terjadi pemogokan-pemogokan buruh untuk menuntut perlakukan yang lebih
adil dari para pemilik modal.
KONGRES SOSIALIS DUNIA
Pada bulan Juli 1889, Kongres Sosialis
Dunia yang diselenggarakan di Paris menetapkan peristiwa di AS tanggal 1
Mei itu sebagai hari buruh sedunia dan mengeluarkan resolusi berisi:
- Sebuah aksi internasional besar harus diorganisir pada satu hari tertentu dimana semua negara dan kota-kota pada waktu yang bersamaan, pada satu hari yang disepakati bersama, semua buruh menuntut agar pemerintah secara legal mengurangi jam kerja menjadi 8 jam per hari, dan melaksanakan semua hasil Kongres Buruh Internasional Perancis.
Resolusi ini mendapat sambutan yang hangat dari berbagai negara dan sejak tahun 1890, tanggal 1 Mei, yang diistilahkan dengan May Day, diperingati oleh kaum buruh di berbagai negara, meskipun mendapat tekanan keras dari pemerintah mereka.
HARI BURUH DI INDONESIA
Indonesia pada tahun 1920 juga mulai memperingati hari Buruh tanggal 1 Mei ini.
Tapi sejak masa pemerintahan Orde Baru
hari Buruh tidak lagi diperingati di Indonesia, dan sejak itu, 1 Mei
bukan lagi merupakan hari libur untuk memperingati peranan buruh dalam
masyarakat dan ekonomi. Ini disebabkan karena gerakan buruh dihubungkan
dengan gerakan dan paham komunis yang sejak kejadian G30S pada 1965
ditabukan di Indonesia.
Semasa Soeharto berkuasa, aksi untuk
peringatan May Day masuk kategori aktivitas subversif, karena May Day
selalu dikonotasikan dengan ideologi komunis. Konotasi ini jelas tidak
pas, karena mayoritas negara-negara di dunia ini (yang sebagian besar
menganut ideologi nonkomunis, bahkan juga yang menganut prinsip
antikomunis), menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Labour Day dan
menjadikannya sebagai hari libur nasional.
Setelah era Orde Baru berakhir, walaupun
bukan hari libur, setiap tanggal 1 Mei kembali marak dirayakan oleh
buruh di Indonesia dengan demonstrasi di berbagai kota.
Kekhawatiran bahwa gerakan massa buruh
yang dimobilisasi setiap tanggal 1 Mei membuahkan kerusuhan, ternyata
tidak pernah terbukti. Sejak peringatan May Day tahun 1999 hingga 2006
tidak pernah ada tindakan destruktif yang dilakukan oleh gerakan massa
buruh yang masuk kategori “membahayakan ketertiban umum”. Yang terjadi
malahan tindakan represif aparat keamanan terhadap kaum buruh, karena
mereka masih berpedoman pada paradigma lama yang menganggap peringatan
May Day adalah subversif dan didalangi gerakan komunis.
2006
Aksi May Day 2006 terjadi di berbagai
kota di Indonesia, seperti di jakarta, Lampung, Makassar, Malang,
Surabaya, Medan, Denpasar, Bandung, Semarang, Samarinda, Manado dan
Batam.
Di Jakarta unjuk rasa puluhan ribu buruh
terkonsentrasi di beberapa titik seperti Bundaran HI dan Parkir Timur
Senayan, dengan sasaran utama adalah Gedung MPR/DPR di Jalan Gatot
Subroto dan Istana Negara atau Istana Kepresidenan. Selain itu, lebih
dari 2.000 buruh juga beraksi di Kantor Wali Kota Jakarta Utara. Buruh
yang tergabung dalam aksi di Jakarta datang dari sejumlah kawasan
industri di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek)
yang tergabung dalam berbagai serikat atau organisasi buruh.
2007
Di Jakarta, ribuan buruh, mahasiswa,
organisasi kepemudaan, dan masyarakat turun ke jalan. Berbagai titik di
Jakarta dipenuhi para pengunjuk rasa, seperti Kawasan Istana Merdeka,
Gedung MPR-DPR-DPD, Gedung Balai Kota dan DPRD DKI, Gedung Depnaker dan
Disnaker DKI, serta Bundaran Hotel Indonesia.
Di Yogyakarta, ratusan mahasiswa dan
buruh dari berbagai elemen memenuhi Kota Yogyakarta. Simpang empat Tugu
Yogya dijadikan titik awal pergerakan. Buruh dan mahasiswa berangkat
dari titik simpul Tugu Yogya menuju depan Kantor Pos Yogyakarta.
Di Solo, aksi dimulai dari Perempatan
Panggung yang dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju Bundaran Gladag
sejauh 3 km untuk menggelar orasi lalu berbelok menuju Balaikota
Surakarta yang terletak beberapa ratus meter dari Gladag. Aksi serupa
juga digelar oleh dua ratusan buruh di Sukoharjo. Massa aksi tersebut
mendatangi Kantor Bupati dan Kantor DPRD Sukoharjo.
Di Bandung, para buruh melakukan aksi di
Gedung Sate dan bergerak menuju Polda Jawa Barat dan kantor Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi (Dinaskertrans) Jawa Barat.
Di Serang, ruas jalan menuju Pandeglang,
Banten, lumpuh sejak pukul 10.00 WIB. Sekitar 10.000 buruh yang tumplek
di depan Gedung DPRD Banten memblokir Jalan Palima.
Di Semarang, ribuan buruh berunjuk rasa
secara bergelombang sejak pukul 10.00 WIB. Mengambil start di depan
Masjid Baiturrahman di Kawasan Simpang Lima, Kampus Undip Pleburan, dan
Bundaran Air Mancur di Jalan Pahlawan, lalu menuju gedung DPRD Jawa
Tengah.
Sekitar 2 ribu buruh di kota Makassar
mengawali aksinya dengan berkumpul di simpang Tol Reformasi. Dari tempat
tersebut, mereka kemudian berjalan kaki menuju kantor Gubernur Sulsel
Jl Urip Sumoharjo.
Di kota Palembang, aksi buruh dipusatkan di lapangan Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera).
Di Sidoarjo, ratusan buruh yang melakukan aksi di Gedung DPRD Sidoarjo, Jawa Timur.
Ribuan buruh di Pekalongan melakukan demo
mengelilingi Kota Pekalongan. Aksi dimulai dari Alun-alun Pekauman Kota
Pekalongan, melewati jalur pantura di Jalan Hayam Wuruk, dan berakhir
di halaman Gedung DPRD Kota Pekalongan. Longmarch dilakukan sepanjang
sekitar enam kilometer.
Di Medan, sekitar 5 ribu buruh mendatangi DPRD Sumut dan Pengadilan Negeri Medan.
2008
Untuk memperingat Hari Buruh 1 mei 2008
ini, di Jakarta saat ini sudah berkumpul lebih kurang 30.000 buruh yang
tergabung dalam Forum Aliansi Pekerja (FAP) akan melakukan perayaan Hari
Buruh Sedunia di Gelora Bung Karno Senayan, Bundaran Hotel Indonesia
dan Istana Negara.
Sebelum berkumpul di Gelora Bung Karno,
para buruh yang berasal dari beberapa federasi serikat pekerja ini akan
berkumpul di sekitar Menara Jamsostek dan melakukan long march menuju Gedung DPR/MPR.
Ketua Umum DPP SPN Bambang Wirahyoso
mengatakan tahun ini pihaknya sengaja merayakan hari buruh dengan konsep
yang berbeda. Jika pada tahun-tahun sebelumnya perayaan diisi dengan
menggelar aksi turun ke jalan dan berorasi, kali ini mereka akan
melakukannya di Gelora Bung Karno.
“Konsep May Day Fiesta itu berarti kita
mulai dengan aksi sampai hiburan,” ujarnya saat konferensi pers di
Kantor YTKI, Jakarta, Selasa (29/4).
Bambang mengatakan, ada tujuh tuntutan
yang akan mereka sampaikan kepada pemerintah pada hari H nanti.
Tuntutan-tuntatan tersebut seperti ;
1. Perlunya mengambil langkah hukum terhadap pelaku kriminalisasi terhadap kebebasan berserikat,
2. Menghapus sistem outsourcing dan pekerja kontrak,
3. Menuntut ditetapkannya upah minimum yang layak sesuai kebutuhan hidup layak,
4. Membentuk peradilan perburuan yang mandiri sebagai pengganti PPHI,
5. Menindak tegas pengusaha yang tidak mengikutsertakan pekerjanya dalam program jamsostek,
6. Merubah Badan Penyelenggara Jamsostek dari BUMN menjadi wali amanah dengan melibatkan para pekerja,
7. Serta membentuk Badan Pengawas Ketenagakerjaan Nasional di bawah lembaga presiden.
Bambang mengeluhkan selama 10 tahun
melakukan reformasi di bidang ketenagakerjaan, ternyata pemerintah belum
mampu memberikan jawaban terhadap perlindungan dan peningkatan
kesejahteraan bagi pekerja. Lemahnya pengawasan birokrasi disertai
sistem peradilan perburuan yang mengalihkan penyelesaian perselisihan
hubungan industrial dari pemerintah ke dalam sistem peradilan umum telah
merugikan pekerja dan serikat pekerja.
- Wikipedia
- Harian Kompas
- Foto : (Perayaan Hari Buruh 1 Mei 2003 di Jakarta, Sumber ; Wikipedia).