TEMPO.CO , Jakarta:
Kriminolog Universitas Indonesia, Erlangga Masdiana, menganggap ‘Koboi
Palmerah’ berani unjuk gigi karena membawa beceng. Orang yang membawa
senjata api, kata Erlangga, memiliki kecenderungan bersikap superior.
"Orang
yang memiliki senjata kadang merasa hebat, memiliki power, dan
otoritas," kata Erlangga ketika dihubungi Tempo, Selasa 1 Mei 2012.Koboi Palmerah mendadak menjadi buah bibir ketika UnpluggedTheTV mengunggah video percekcokan dua pria di Jalan Palmerah Selatan, dekat halte Kompas. Kedua orang itu adalah lelaki berbaju biru, helm putih, dan vespa putih dengan pria berkemeja putih, celana panjang cokelat, serta mobil Toyota warna hijau tentara berpelat nomor TNI; 1394-00. Berjudul Koboy Palmerah, video itu diunggah pada 30 April 2012.
Dalam video terlihat sepucuk pistol pada tangan kanan lelaki berbaju putih dan tangan kirinya menggenggam benda semacam tongkat hitam. Di tengah-tengah percekcokan yang terekam selama dua menit itu, si baju putih berkali-kali memukul helm di kepala pria berkaos biru.
UnpluggedTheTV menuliskan catatan di bawah video bahwa lelaki baju putih menodongkan pistol ke wajah pengendara motor karena mobilnya terserempet. "Aparat sensi ini sempat mengeluarkan tembakan ke atas sebelum kemudian mengarahkan senjatanya ke wajah pengendara motor," tulis UnpluggedTheTV, 30 April 2012.
Menurut Erlangga, sikap otoriter karena membawa senjata api tidak hanya terjadi di masyarakat umum saja. Polisi atau anggota TNI juga bisa bersikap yang sama. "Karena itu ada tentara atau polisi yang menggunakan senjata tanpa prosedur," ujarnya.
Kepala Sub Dinas Penerangan Umum Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Kolonel Infanteri Zaenal Mutaqin mengakui sosok yang disebut berperilaku layaknya 'koboy' di Palmerah adalah anggotanya.
CORNILA DESYANA