Setelah rehat sejenak, aksi panas Dream Theater di Mata
Elang International Stadium, Ancol, Jakarta Utara kembali berlanjut.
Waktu jeda empat menit rupanya cukup memberi mereka persiapan untuk
kembali beraksi dengan lagu The Root of All Evil, A Fortune in Lies, dan
Outcry pada Sabtu (21/4) kemarin.
Dalam konser ini, Mike Mangini yang sudah beberapa lama menggantikan
posisi drummer sebelumnya, Mike Portnoy, tampak menunjukkan kemampuan
terbaiknya. Drummer baru tersebut seolah menunjukkan pada khalayak bahwa
dirinya tak kalah mumpuni dibanding si jenius Portnoy.
Dua layar 10x12 meter, yang disandingkan bersama dua layar berukuran 3x4
meter di atasnya, memang menjadi desain yang apik saat itu. Selain itu,
tiga layar tiga dimensi berbentuk kubus yang berada di belakang
panggung pun semakin memperjelas kapasitas musik para maestro tersebut.
Mendinginkan suasana, James LaBrie berduet dengan Petrucci saat bermain
akustik membawakan lagu Silent Man. Walaupun personil Dream Theater tak
banyak bicara pada 8000 penonton yang hadir, namun alat musik yang
mereka mainkan seolah mengatakan segalanya.
The Spirit Carries On menjadi favorit penonton malam itu. Koor raksasa
menggema ketika Petrucci dan Ruddess bermain solo intro lagu tersebut,
sampai James LaBrie melantunkan bait demi bait lagu syahdu dari album
studio kelima, METROPOLIS PT. 2: SCENES FROM A MEMORY tersebut. Ribuan
tangan penonton seketika melambai ke atas dengan kilauan lampu
handphone.
3 lagu anyar kembali dibawakan yaitu On the Backs of Angels , Beneath
the Surface, dan Breaking All Illusions. Sedangkan Pull Me Under didapuk
menjadi lagu terakhir sebelum James LaBrie melantunkan War Inside My
Head dan The Test That Stumped Them All.
Usai pertunjukan spektakuler tersebut, mereka lalu mengucapkan terima
kasih dan memberikan penghormatan dengan membungkukkan badan di depan
penonton. Ribuan fans fanatik Dream Theater telah disuguhi sebuah konser
mimpi yang luar biasa. (kpl/ato/ris)