TEMPO.CO , Jakarta:--
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Cina memberi perlindungan kepada
aktivis buta asal Cina, Chen Guangcheng. Berdasarkan laporan yang
dilansir kelompok hak asasi manusia ChinaAid, yang berbasis di Texas,
akhir pekan lalu pembicaraan antara kedua negara tengah berlangsung
untuk memutuskan nasib Chen.
Sebelumnya, aktivis Hu Jia menyatakan kepada BBC bahwa dirinya bertemu dengan Chen di kedutaan Amerika, Jumat pekan lalu. Chen berhasil melarikan diri dari tahanan rumah di Kota Dongshigu, Provinsi Shandong, secara dramatis pada Ahad dua pekan lalu. »Ia berhasil memanjat tembok tinggi yang dibangun aparat Cina dan melarikan diri ke Beijing, ratusan kilometer dari rumahnya,” kata Hu.
Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi dari pemerintah kedua negara, termasuk dari Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dan Menteri Perdagangan Timothy Geithner, yang akan berkunjung ke Beijing, Kamis mendatang.
Chen sempat mengirim video yang ditujukan kepada Perdana Menteri Wen Jiabao. Dalam video yang dilansir situs berita Boxun tersebut, Chen mendesak Wen segera menyelidiki dan menghukum aparat yang memukuli keluarganya. Ia juga meminta agar keselamatan keluarganya dijamin dan mengingatkan agar korupsi di Cina harus dienyahkan.
Namun keluarga Chen tetap menerima hukuman atas insiden ini. Istri, saudara lelaki, dan keponakan lelakinya ditahan polisi karena dituduh membantu pelarian Chen. Adapun anak Chen yang berusia 6 tahun tidak diketahui keberadaannya.
Chen Guangcheng, 40 tahun, menjadi tahanan rumah setelah lepas dari hukuman penjara selama empat tahun pada 2010. Pakar hukum ini ditahan karena mendesak pemerintah menyelidiki program sterilisasi dan aborsi paksa terhadap 7.000 perempuan di Provinsi Shandong akibat kebijakan satu anak Cina.
L BBC | ASIAONE | SITA PLANASARI A.
